Pembelajaran kooperatif model TGT (Team Game Tournament)
Pembelajaran kooperatif model TGT (Team Game Tournament) adalah salah
satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan,
melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,
melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur
permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa
dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab,
kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah
satu di antaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams
Games Tournaments) Menurut Saco (2006), dalam TGT siswa memainkan
permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh
skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam
bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi
pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang
berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).
Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada
kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil
sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab
pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus
memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk
menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak
pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini
dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi
kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat
berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu
materi pembelajaran.
Edi Prayitno (2006: 7-8) mengemukakan bahwa dalam team games tournaments
(TGT) setiap tim beranggotakan 4-5 orang yang memiliki kemampuan yang
setara atas dasar hasil tes minggu sebelumnya. Siswa yang berprestasi
paling rendah pada tiap kelompok mempunyai peluang yang sama untuk
memperoleh poin bagi timnya sebagai siswa yang berprestasi tinggi.
Meskipun keanggotaan tim tetap sama, tetapi tiga orang yang mewakili tim
untuk bertanding dapat berubah berdasarkan penampilan dan prestasi
masing-masing anggota. Sebagai contoh siswa yang berprestasi rendah yang
sebelumnya bertanding melawan siswa yang kemampuannya setara dapat
bertanding melawan siswa yang berprestasi lebih tinggi ketika mereka
menjadi lebih mampu. Slavin (1995:84-86) mengatakan bahwa
komponen-komponen dalam TGT perlu memperhatikan:
a. Presentasi Kelas
Dalam presentasi kelas siswa diperkenalkan dengan materi pembelajaran
yang diberikan secara langsung oleh guru atau didiskusikan dalam kelas
dengan guru sebagai fasilitator. Pembelajaran mengacu pada apa yang
disampaikan guru agar kelak dapat membantu siswa dalam mengikuti team
games turnaments.
b. Kelompok (Team)
Kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang hiterogen. Tujuan
utama pembentukan kelompok adalah untuk meyakinkan siswa bahwa semua
anggota kelompok belajar dan semua anggota mempersiapkan diri untuk
mengikuti game dan turnamen dengan sebaik-baiknya. Diharapkan setiap
anggota kelompok melakukan hal yang terbaik untuk kelompoknya
c. Permainan ( Games )
Permainan dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes
pengetahuan siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan
kelompok. Game dimainkan dengan meja yang berisi tiga siswa yang
diwakili kelompok berbeda. Siswa mengambil kartu yang bernomor dan
berusaha untuk menjawab pertanyaan sesuai dengan nomor. Aturannya
membolehkan pemain untuk menantang jawaban yang lain
d. Kompetisi (Turnamen)
Kompetisi merupakan bentuk permainan langsung. Umumnya diselenggarakan
pada akhir minggu setelah guru membuat presentasi kelas dan
kelompok-kelompok mempraktikkan tugas-tugasnya. Untuk turnamen pertama
guru memberikan siswa permainan-permainan meja tiga siswa-siswa dengan
kemampuan tertinggi di meja 1, meja 2 dan setrusnya. Kompetisi ini
merupakan system penilaian kemampuan perorangan dalam STAD, memungkinkan
bagi siswa dari semua level di penampilan sebelumnya untuk
mengoptimalkan nilai kelompok mereka menjadi yang terbaik
e. Penghargaan kelompok (Team recognize)
Guru kemudian mengumumkan kelompok yang menang, masing-masing team akan
mendapat sertifikat atau hadiah apabila rata-rata skor memenuhi kriteria
yang ditentukan. Team mendapat julukan “Super Team” jika rata-rata skor
45 atau lebih, “Great Team” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good
Team” apabila rata-ratanya 30-40
Dari beberapa pendapat di atas dapat dikemukakan bahwa langkah-langkah
dalam model pembelajaran kooperatif TGT adalah sebagai berikut:
1. Kelompok (Team)
* Membentuk kelompok yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa yang anggotanya heterogen
* Memberitahu siswa tentang tugas yang harus dikerjakan oleh anggota kelompok.
2. Presentasi Kelas (Class Presentation)
* Menyampaiakan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
* Menghimbau siswa bahwa materi yang disampaikan akan berguna pada saat game dan menentukan skor kelompok.
* Menyampaikan/mempresentasikan materi pelajaran di dalam kelas,
3. Permainan (Games)
* Memberikan game dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang dirancang
untuk menguji pengetahuan yang didapat siswa dari penyajian materi.
* Memberikan game dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kartu indek
* Memberikan dan mengumpulkan skor kepada siswa yang menjawab benar.
4. Kompetisi (Turnamen)
* Membagi siswa ke dalam beberapa meja turnamen. Tiga siswa tertinggi
prestasinya pada meja I, tiga siswa selanjutnya pada meja II dan
seterusnya.
* Mengkoordinasikan jalannya turnamen dengan prosedur pelaksanaan.
5. Penghargaan (Team recognize)
* Mengumumkan hasil penilaian dari pengumpulan skor turnamen.
* Memberikan penghargaan terhadap usaha-usaha yang telah dilakukan oleh individu maupun oleh kelompok.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar Blogger Facebook